Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2019

Jelang Lebaran, Pasar Malam Kodam Hingga Royal Plaza Dipadati Pengunjung 

  Menjelang lebaran, pasar malam Kodam hingga Royal Plaza di Surabaya dipadati pengunjung. Hari Raya Idul Fitri 1445 H, tinggal menghitung hati saja. Banyak masyarakat yang berbondong-bondong memadati tempat perbelanjaan. Seperti yang kita ketahui, membeli baju baru saat lebaran seakan sudah menjadi tradisi di Indonesia. Tak ayal jika banyak orang-orang memburu baju, aksesoris, hingga jajanan untuk menyambut momen ini.  Terlebih jika upah kerja hingga Tunjangan Hari Raya (THR) sudah diterima semua. Berbagai tempat perbelanjaan, seperti minimarket, pasar, dan mall pun penuh. Belum lagi dengan adanya jadwal buka bersama (Bukber). Sejenis tempat makan, seperti warung, cafe, dan restoran pun turut dipadati pengunjung. Dua dari sekian banyak tempat di Surabaya yang dipadati pengunjung ialah Royal Plaza. Pada video yang diunggah akun Instagram ini_surabaya, menunjukkan suasana padat di tempat yang dijuluki sebagai mall sejuta umat ini. "Royal Plaza lautan manusia rek. Hayo siapa yan...

#reformasidikorupsi

          Sebelumnya masih ingat betul pada 11 April 2017 yang lalu, kasus penyiraman air keras yang dialami Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, terjadi usai ia melaksanakan salat subuh di masjid Al Ihsan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, dekat rumahnya.            Akibat serangan tersebut, mata kiri Novel rusak permanen meski telah menjalani beberapa operasi di Singapura. Namun, ironisnya dua tahun lebih kasus ini masih menjadi misteri. Padahal Dewan Pakar Tim Pencari Fakta (TPF) bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnivan, yang beranggotakan para pegiat Ham Asasi Manusia( HAM), Akademisi, hingga pakar, yang saat itu telah enam bulan bekerja masih gagal mengungkap pelaku peneroran tersebut.            TPF hanya mengungkapkan  bahwa serangan terhadap Novel bukan serangan dengan  alasan pribadi, melainkan ada faktor pekerjaan dalam tugasnya dalam memberanta...

Belum Ada Negara yang Runtuh Karena Kebebasan Pers

       Dalam buku " SBY dan Kebebasan Pers", Zainal Muttaqin selaku Ketua Serikat Pers Kaltim dan Direktur Utama Kaltim Pos menuliskan bahwa ia sempat teringat pernyataan mantan Kasdam Mulawarman, Yunus Yosfiah yang pernah menjabat Menteri Penerangan di awal era reformasi.          "Belum ada negara yang runtuh karena keterbukaan informasi, karena persnya bebas," tegasnya.      Menurut Zainal, SBY telah mengajarkan kepada rakyatnya bahwa menjadi pemimpin, bahkan sampai pada level presiden, harus siap menerima kritik setiap saat apapun bentuknya. Walaupun harus diakui, kritik itu sendiri tidak selalu demi kemajuan. Bahkan banyak kritik yang sekadar untuk melampiaskan hasrat pengkritiknya.     Hal tersebut merupakan contoh yang sangat baik dalam keterbukaan informasi, bahwa kritik pers terhadap pemimpinnya, terhadap pemerintahannya adalah suatu keniscayaan yang tidak terhindarkan. Meski kritik tidak menye...