Skip to main content

Jelang Lebaran, Pasar Malam Kodam Hingga Royal Plaza Dipadati Pengunjung 

  Menjelang lebaran, pasar malam Kodam hingga Royal Plaza di Surabaya dipadati pengunjung. Hari Raya Idul Fitri 1445 H, tinggal menghitung hati saja. Banyak masyarakat yang berbondong-bondong memadati tempat perbelanjaan. Seperti yang kita ketahui, membeli baju baru saat lebaran seakan sudah menjadi tradisi di Indonesia. Tak ayal jika banyak orang-orang memburu baju, aksesoris, hingga jajanan untuk menyambut momen ini.  Terlebih jika upah kerja hingga Tunjangan Hari Raya (THR) sudah diterima semua. Berbagai tempat perbelanjaan, seperti minimarket, pasar, dan mall pun penuh. Belum lagi dengan adanya jadwal buka bersama (Bukber). Sejenis tempat makan, seperti warung, cafe, dan restoran pun turut dipadati pengunjung. Dua dari sekian banyak tempat di Surabaya yang dipadati pengunjung ialah Royal Plaza. Pada video yang diunggah akun Instagram ini_surabaya, menunjukkan suasana padat di tempat yang dijuluki sebagai mall sejuta umat ini. "Royal Plaza lautan manusia rek. Hayo siapa yan...

Berbagai Upaya Ramaikan Sentra Ikan Bulak



Diresmikan 27 Desember 2012, Sentra Ikan Bulak (SIB) merupakan tempat yang disediakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mengakomodasi pedagang olahan ikan, khususnya hasil tangkapan nelayan pesisir pantai kenjeran, Surabaya.

Dibangun di atas tanah seluas 5.428 m2 di jalan Sukolilo, Kedung Cowek, Bulak, Surabaya, SIB mengusung konsep perahu layar, dengan warna abu-abu dan oranye yang mendominasi. Selain itu, bangunan ini terdiri dari dua lantai, di mana lantai dasar untuk kios penjual kerupuk dan hasil olahan ikan, sedangkan lantai atas untuk kios makanan dan minuman (Mamin).

Untuk lantai dasar, pengelola SIB sendiri telah menyiapkan 96 kios kerupuk dan ikan kering, 40 kios ikan asap, dan 16 kios ikan basah. Sedangkan pada lantai atas, terdiri dari 20 kios kerajinan dan 40 kios Mamin.  

Bambang  Setya Nugroho selaku Staff SIB mengatakan bahwa pedagang di sini awalnya merupakan pedagang yang direlokasi dari pinggir-pinggir Pantai Kenjeran. "Dulu pedagang yang jualan di batu-batu situ (dipinggir pantai), di relokasi ke sini tujuannya agar tidak mengganggu ketertiban umum, namun lama-lama banyak yang keluar dan berjualan di depan rumahnya masing-masing yang terletak di pinggir jalan" ujarnya.

Bambang juga menjelaskan bahwa menurut data SIB, keseluruhan ada 14 pedagang ikan asap, namun hanya 9 orang yang aktif berjualan. "Untuk pedagang mamin 40 kios sudah full. Cuman kalau siang banyak yang tutup, karena di sini ramenya sore jam 4-5 an sudah mulai buka, kalau pagi jam 10-an mungkin separuh saja yang buka. Kalau pedangang pengasapan ikan ada 14 orang, tapi yang aktif jualan 9 orang," ujarnya pada Jum'at (3/1).

Bambang menjelaskan bahwa sebenarnya pengelola SIB belum menerapkan Standart Oprasional Prosedur (SOP) untuk menentukan waktu buka dan tutupnya kios-kios tersebut. Hingga saat ini, pengelola hanya memastikan bahwa jam 12 malam SIB harus sudah steril dari pedagang maupun pengunjung.

Namun, seperti tahun-tahun sebelumnya,
untuk malam tahun baru pedagang dibebaskan buka 24 jam. Menurutnya, hal itu karena sudah ada kesepakatan oleh pedagang yang meminta ke Dinas terkait untuk buka selama 24 jam. Bahkan, untuk pergantian tahun kemarin, Bambang menilai peningkatannya cukup drastis.

"Alhamdulillah, untuk tahun ini naik drastis, menurut pantauan kami bisa mencapai 100 persen dari tahun sebelumnya," ujarnya.

Adapun faktor-faktor yang dianggap sangat mempengaruhi peningkatan pengunjung dalam beberapa bulan terakhir ini. Salah satunya ialah usai diresmikannya Taman Suroboyo yang terletak di depan Sentra Ikan Bulak. Pengunjung yang telah menikmati pemandangan Pantai Kenjeran dan berswa foto di Taman Suroboyo sebagai destinasi wisata yang menjadi daya tarik, biasanya akan mampir ke SIB untuk beristirahat sembari mencari makan dan minum.

Melihat peluang tersebut, Bambang mengaku ada rencana dari Pemkot untuk memagar keseluruhan Taman Suroboyo, kemudian dibangun jembatan dari mamin tengah, SIB yang langsung menghubungkan  ke Taman Suroboyo, agar nanti akses masuknya satu pintu dari SIB. Hal tersebut sebagai salah satu rencana Pemkot guna mempromosikan tempat usaha bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) Perikanan tersebut.

Meskipun sebelumnya Pemkot Surabaya juga sudah pernah mempromosikan SIB dengan berbagai macam kegiatan, seperti Transate Ajang Fun Bike, Jambore Akik Nasional, Kuliner Masakan Khas Suramadu, Lomba Karaoke Dangdut, hingga acara Peranan MPASI dalam 1000 Hari Pertumbuhan Si Kecil. Namun, hal tersebut sepertinya dirasa belum cukup mampu untuk meramaikan minat pengunjung untuk datang dan berbelanja di SIB.

Seperti halnya, pada Jum'at pagi (3/1), SIB terlihat sepi pengunjung, terlebih di kios-kios ikan asap dan ikan kering. Bambang sendiri sempat menyesalkan, warga asli Bulak yang tidak memanfaatkan kesempatan tersebut. Padahal, fasilitas yang diberikan banyak dan semuanya tanpa dipungut biaya sepersen pun. Adapun fasilitasnya tersebut, antara lain: Listrik, Air bersih untuk mencuci ikan, blower untuk menyedot asap, kadang juga dari Pemkot memberi bantuan berupa blander, showcase, dll. Bahkan, untuk gelas, piring, sendok, garpu, untuk pedagang Mamin, serta rak-rak untuk kios ikan kering semuanya gratis.

Untuk mendapatkan semua fasilitas itu, calon pedagang cukup menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) Kota Surabaya yang masih berlaku. Calon pedagang juga harus dipastikan belum memiliki tempat usaha yang menetap dan memadai. Selain itu, calon pedagang diutamakan berasal dari Kecamatan Bulak dan Kenjeran, dan warga Surabaya pada umumnya.



Selain pedagang, untuk pengunjung juga tersedia beberapa fasilitas, yaitu empat kamar mandi (dua di antaranya ada di bawah, dan dua di atas), mushalla, dan juga untuk parkir, pengunjung tidak perlu khawatir. Tempat parkir telah disediakan, di halaman Sentra Ikan Bulak.

Tanggapan Pedagang di SIB

Indah salah satu pedagang kuliner yang terdapat di lantai 2, mengaku semenjak diresmikannya  Taman Suroboyo, yang berada tepat di depan SIB tersebut, setidaknya telah meningkatkan daya tarik tersendiri pada pengunjung. "Lebih berpengaruh sih ada Taman Suroboyo karena habis jalan-jalan orang mau makan, mau minum, naik ke atas (SIB).
Dulu kan gak ada taman, sepi gak ada pengunjung", ujarnya.

Terlebih, ketika pergantian tahun, warga Tambak Wedi Baru yang menjual berbagai jenis minuman dan makanan ini mengaku pengunjung meningkat drastis. Bahkan ia mengaku, baru tutup kios jam empat pagi.

Adapun Yuliani atau yang kerap dipanggil Bu Pri, salah satu pedagang kerupuk dan ikan kering ini mengatakan jika di hari besar, sabtu dan minggu dagangannya ramai, dan kebanyakan pembeli justru dari kalangan menengah ke atas.

"Kalau tanggal merah, sabtu, minggu ya rame. Ini loh mbak, kebanyakan pengunjung sini dari menengah ke atas. Wong biasanya parkiran justru penuh orang-orang yang bawa' mobil beli buat oleh-oleh," ujar perempuan berusia 64 tahun tersebut.

Untuk malam tahun baru kemarin, warga asli Jumpat kulon Baru, No.32 ini menutup kiosnya sejak jam 22.00 WIB. Menurutnya, pengunjung lebih banyak ke kios Mamin yang berada di atas.

"Tahun baru, saya tutup jam sepuluh. Kalau di atas (tutup jam empat pagi) kan karena di atas ada karaokeannya, Mbak. Ada dangdutan. Kan yang dicari makanan dan minumannya juga memang," tutupnya.


Comments

Popular posts from this blog

Jelang Lebaran, Pasar Malam Kodam Hingga Royal Plaza Dipadati Pengunjung 

  Menjelang lebaran, pasar malam Kodam hingga Royal Plaza di Surabaya dipadati pengunjung. Hari Raya Idul Fitri 1445 H, tinggal menghitung hati saja. Banyak masyarakat yang berbondong-bondong memadati tempat perbelanjaan. Seperti yang kita ketahui, membeli baju baru saat lebaran seakan sudah menjadi tradisi di Indonesia. Tak ayal jika banyak orang-orang memburu baju, aksesoris, hingga jajanan untuk menyambut momen ini.  Terlebih jika upah kerja hingga Tunjangan Hari Raya (THR) sudah diterima semua. Berbagai tempat perbelanjaan, seperti minimarket, pasar, dan mall pun penuh. Belum lagi dengan adanya jadwal buka bersama (Bukber). Sejenis tempat makan, seperti warung, cafe, dan restoran pun turut dipadati pengunjung. Dua dari sekian banyak tempat di Surabaya yang dipadati pengunjung ialah Royal Plaza. Pada video yang diunggah akun Instagram ini_surabaya, menunjukkan suasana padat di tempat yang dijuluki sebagai mall sejuta umat ini. "Royal Plaza lautan manusia rek. Hayo siapa yan...

Belum Ada Negara yang Runtuh Karena Kebebasan Pers

       Dalam buku " SBY dan Kebebasan Pers", Zainal Muttaqin selaku Ketua Serikat Pers Kaltim dan Direktur Utama Kaltim Pos menuliskan bahwa ia sempat teringat pernyataan mantan Kasdam Mulawarman, Yunus Yosfiah yang pernah menjabat Menteri Penerangan di awal era reformasi.          "Belum ada negara yang runtuh karena keterbukaan informasi, karena persnya bebas," tegasnya.      Menurut Zainal, SBY telah mengajarkan kepada rakyatnya bahwa menjadi pemimpin, bahkan sampai pada level presiden, harus siap menerima kritik setiap saat apapun bentuknya. Walaupun harus diakui, kritik itu sendiri tidak selalu demi kemajuan. Bahkan banyak kritik yang sekadar untuk melampiaskan hasrat pengkritiknya.     Hal tersebut merupakan contoh yang sangat baik dalam keterbukaan informasi, bahwa kritik pers terhadap pemimpinnya, terhadap pemerintahannya adalah suatu keniscayaan yang tidak terhindarkan. Meski kritik tidak menye...

Drama Skripsi

              S ebelum melakukan KRS semester delapan, ketika hendak menempuh  Mata Kuliah (M atkul) Skripsi, dalam hati tidak ada persiapan sama sekali. Mulai dari judul bahkan gambaran ingin mengangkat topik apa? Semuanya tak terlintas di kepalaku. Seperti kosong, membiarkan mengalir bagai air. Semua diperparah dengan adanya pemberlakuan kurikulum baru. Entahlah, sebelum menentukan Kartu Rencana Studi (KRS) selalu saja terjadi huru-hara. Kali ini lebih parah. Matkul  Praktikum dan Skripsi yang bisa ditempuh semester tujuh, harus diambil di semester delapan. Alasannya karena pandemi. Diklaim bahwa banyaknya praktik pada matkul Praktikum akhirnya digeser ke semester genap. Sedangkan matkul Skripsi tidak boleh diambil sebelum mahasiswa/i lulus matkul magang. Padahal tahun-tahun sebelumnya boleh-boleh saja keduanya ditempuh bersamaan. Ah, ya sudahlah. Lantas tak berhenti di situ. Karena pemberlakuan kurikulum baru, tiba-tiba ada kebijakan b...