Skip to main content

Jelang Lebaran, Pasar Malam Kodam Hingga Royal Plaza Dipadati Pengunjung 

  Menjelang lebaran, pasar malam Kodam hingga Royal Plaza di Surabaya dipadati pengunjung. Hari Raya Idul Fitri 1445 H, tinggal menghitung hati saja. Banyak masyarakat yang berbondong-bondong memadati tempat perbelanjaan. Seperti yang kita ketahui, membeli baju baru saat lebaran seakan sudah menjadi tradisi di Indonesia. Tak ayal jika banyak orang-orang memburu baju, aksesoris, hingga jajanan untuk menyambut momen ini.  Terlebih jika upah kerja hingga Tunjangan Hari Raya (THR) sudah diterima semua. Berbagai tempat perbelanjaan, seperti minimarket, pasar, dan mall pun penuh. Belum lagi dengan adanya jadwal buka bersama (Bukber). Sejenis tempat makan, seperti warung, cafe, dan restoran pun turut dipadati pengunjung. Dua dari sekian banyak tempat di Surabaya yang dipadati pengunjung ialah Royal Plaza. Pada video yang diunggah akun Instagram ini_surabaya, menunjukkan suasana padat di tempat yang dijuluki sebagai mall sejuta umat ini. "Royal Plaza lautan manusia rek. Hayo siapa yan...

Tiga Hal yang Wajib Disiapkan Jika Pemerintah Terapkan Lockdown



Foto: Ilustrasi lockdown |Fitri Yuliani

Hingga saat ini, kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Masyarakat pun mendesak agar pemerintah pusat segera mengambil langkah lockdown, seperti beberapa negara lainnya. Namun, keputusan untuk lockdown juga bukan solusi yang mudah, karena hal ini menyangkut hajat banyak orang.

Meskipun begitu, masyarakat juga perlu mempersiapkan beberapa hal jika pemerintah Indonesia benar-benar menerapkan lockdown. Adapun tiga hal yang wajib disiapkan agar tidak mengganggu aktifitas yang dihabiskan selama #dirumahaja :

Pertama, Uang
Gunakan sisa uang yang ada sebaik  mungkin dan mulailah berhemat. Mengingat harga kebutuhan semakin mahal karena terlalu banyaknya permintaan. Bahkan perputaran uang pun tidak akan berjalan lancar mungkin hingga beberapa bulan ke depan. Hal ini disebabkan karena pengusaha atau pedagang lainnya tidak mendapatkan pemasukan, dan pegawai pun banyak yang diliburkan.

Andaikan pandemi covid-19 nanti berakhir, perputaran uang juga tidak langsung berjalan lancar begitu saja pastinya, butuh waktu untuk menormalkan kembali keuangan.

Kedua, Kebutuhan Pokok
Pastikan stok kebutuhan pokok seperti beras, telur, minyak, dan air minum telah tercukupi. Jika perlu sekaligus sertakan list rempah-rempah, karena jika aktifitas di rumah saja pasti akan terasa sangat membosankan jika makan dengan menu itu-itu saja. Selain itu, susu dan popok juga salah satu kebutuhan pokok bagi keluarga yang masih mempunyai bayi.

Ketiga, Internet
Terakhir, selain uang dan kebutuhan pokok, hal yang tidak kalah penting adalah memastikan paketan internet atau wifi dapat tercukupi hingga beberapa bulan ke depan, karena kita tidak tahu kapan pandemi ini berakhir. Sedangkan kita tahu, tidak hanya kebutuhan untuk memperoleh informasi, namun sistem pembelajaran, kebutuhan pekerjaan, dan segala macam hiburan, saat ini hampir semuanya tergantung pada jaringan internet.

Terlebih, tidak adanya lembaga, institusi, ataupun perusahaan yang menjamin keperluan jaringan internet selama lockdown berlangsung. Jadi, setiap individu secara mandiri perlu memastikan kebutuhannya.

Jadi, pastikan tiga hal wajib tersebut sudah kamu persiapkan sejak saat ini. Kalaupun pemerintah pusat tidak memberlakukan lockdown, setidaknya juga tidak ada ruginya. Karena banyak daerah telah menerapkan karantina lokal.Hal tersebut, nanti akan sangat berpengaruh pada ruang gerak masyarakat dan minimnya pasokan kebutuhan di sekitar, bahkan jika adapun pasti harga yang ditawarkan cukup mahal.

Semoga ketiga hal wajib yang telah disiapkan sebelumnya tersebut, dapat melancarkan segala aktifitas Anda selama #dirumahaja.

Comments

Popular posts from this blog

Jelang Lebaran, Pasar Malam Kodam Hingga Royal Plaza Dipadati Pengunjung 

  Menjelang lebaran, pasar malam Kodam hingga Royal Plaza di Surabaya dipadati pengunjung. Hari Raya Idul Fitri 1445 H, tinggal menghitung hati saja. Banyak masyarakat yang berbondong-bondong memadati tempat perbelanjaan. Seperti yang kita ketahui, membeli baju baru saat lebaran seakan sudah menjadi tradisi di Indonesia. Tak ayal jika banyak orang-orang memburu baju, aksesoris, hingga jajanan untuk menyambut momen ini.  Terlebih jika upah kerja hingga Tunjangan Hari Raya (THR) sudah diterima semua. Berbagai tempat perbelanjaan, seperti minimarket, pasar, dan mall pun penuh. Belum lagi dengan adanya jadwal buka bersama (Bukber). Sejenis tempat makan, seperti warung, cafe, dan restoran pun turut dipadati pengunjung. Dua dari sekian banyak tempat di Surabaya yang dipadati pengunjung ialah Royal Plaza. Pada video yang diunggah akun Instagram ini_surabaya, menunjukkan suasana padat di tempat yang dijuluki sebagai mall sejuta umat ini. "Royal Plaza lautan manusia rek. Hayo siapa yan...

Belum Ada Negara yang Runtuh Karena Kebebasan Pers

       Dalam buku " SBY dan Kebebasan Pers", Zainal Muttaqin selaku Ketua Serikat Pers Kaltim dan Direktur Utama Kaltim Pos menuliskan bahwa ia sempat teringat pernyataan mantan Kasdam Mulawarman, Yunus Yosfiah yang pernah menjabat Menteri Penerangan di awal era reformasi.          "Belum ada negara yang runtuh karena keterbukaan informasi, karena persnya bebas," tegasnya.      Menurut Zainal, SBY telah mengajarkan kepada rakyatnya bahwa menjadi pemimpin, bahkan sampai pada level presiden, harus siap menerima kritik setiap saat apapun bentuknya. Walaupun harus diakui, kritik itu sendiri tidak selalu demi kemajuan. Bahkan banyak kritik yang sekadar untuk melampiaskan hasrat pengkritiknya.     Hal tersebut merupakan contoh yang sangat baik dalam keterbukaan informasi, bahwa kritik pers terhadap pemimpinnya, terhadap pemerintahannya adalah suatu keniscayaan yang tidak terhindarkan. Meski kritik tidak menye...

Drama Skripsi

              S ebelum melakukan KRS semester delapan, ketika hendak menempuh  Mata Kuliah (M atkul) Skripsi, dalam hati tidak ada persiapan sama sekali. Mulai dari judul bahkan gambaran ingin mengangkat topik apa? Semuanya tak terlintas di kepalaku. Seperti kosong, membiarkan mengalir bagai air. Semua diperparah dengan adanya pemberlakuan kurikulum baru. Entahlah, sebelum menentukan Kartu Rencana Studi (KRS) selalu saja terjadi huru-hara. Kali ini lebih parah. Matkul  Praktikum dan Skripsi yang bisa ditempuh semester tujuh, harus diambil di semester delapan. Alasannya karena pandemi. Diklaim bahwa banyaknya praktik pada matkul Praktikum akhirnya digeser ke semester genap. Sedangkan matkul Skripsi tidak boleh diambil sebelum mahasiswa/i lulus matkul magang. Padahal tahun-tahun sebelumnya boleh-boleh saja keduanya ditempuh bersamaan. Ah, ya sudahlah. Lantas tak berhenti di situ. Karena pemberlakuan kurikulum baru, tiba-tiba ada kebijakan b...